Makalah manajemen organisasi
MOTIVASI
ORGANISASI
DI SUSUN OLEH :
UMI
FATMAYANTI
Pgmi-2/semester
V
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI
SUMATERA
UTARA
MEDAN 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Motivasi
berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi adalah suatu proses untuk mengingatkan motif – motif
menjadi perbuatan/ tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/
keadaan untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
Seberapa kuat
motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya
Motivasi
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam sebuah organisasi karena tanpa
adanya motivasi dalam organisasi akan sulit organisasi tersebut dalam mencapai
tujuannya, dengan menerapkan
motivasi dalam organisasi maka disuatu organisasi tersebut akan terciptanya
komunikasiyang baik dan kerjasama yang baik antara anggota dan pemimpinnya,
terbuka dan transparan.Secara individual, upaya motivasi bisa dilakukan melalui
upaya-upaya mengontrol, menilai lalumemotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya
kesadaran untuk memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu
diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari atas, keluarga,
rekansejawat, guru dan lainnya.
DAFTAR
ISI
Pendahuluan..................................................................................................................
Daftar
isi .......................................................................................................................
A. Pengertian
motivasi .....................................................................................
B.
Teori motivasi..............................................................................................
C.
Penerapan Motivasi dalam Organisasi ........................................................
D.
Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi
.............................
E.
Beberapa
faktor pendukung motivasi instrinsik organisasi ......................
A. Pengertian
Motivasi
1. Pengerian
motivasi menurut bahasa
Motivasi
berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi adalah suatu proses untuk mengingatkan motif – motif
menjadi perbuatan/ tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/
keadaan untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. ( Uzer Usman: 2000).
2. Pengertian
motivasi menurut para ahli
a. Dirgagunarsa
mengemukakan bahwa motif artinya dorongan atau kehendak jadi yang menyebabkan
timbulnya kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertindak dengan perkataan
lain bertingkah laku
b. Engkoswara
mengemukakan bahwa dorongan motiv itu berbeda setiap oorang untuk menumuhkan
dorongan yang ada dalam diri seseorang iitu sehingga menjadi tingkah laku
positif, orang itu perlu memahami dua orang
1. Kegiata
apa yang akan dilakukan dalam hubungan unu seseorang hendaknya mengetahui
kegiatan dan cara-cara melaksanakannya kegiaatan itu.
2. Mengapa ia perlu melakukan itu, ia perlu
memahami pentingnya tujuan yang akan dicapai baik yang berkaitan dengan
kepenting dirinya maupun yang berhubungan dengan lembaga dan lingkungannya[1]
Jadi
dapat disimpulakn motivasi ialah dorongan untuk melakukan sesuatu yang timbul
dari dalam dirinya maupun dari luar untuk mencapai tujuan
B. TEORI
MOTIVASI
Seberapa kuat
motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun
(2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indikator, diantaranya:
(1) durasi
kegiatan;
(2)
frekuensi kegiatan;
(3) persistensi
pada kegiatan;
(4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan;
(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;
(6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan;
(7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put)
yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;
(8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Dibawah ini,
kita akan membahas beberapa macam teori berprestasi.
1. Teori Motivasi Beprestasi dari McClelland
Dari
McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang
menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi.
Need menurut
McClelland dibagi atas tiga:
a. Need For achievement.
Ada beberapa
orang yang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar
prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka bergairah untuk
melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien jika dibandingkan dengan hasil
sebelumnya.
Ciri-ciri:
·
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan
kreatif.
·
Mencari feedback tentang perbuatannya.
·
Memilih resiko yang sedang di dalam
perbuatannya.
·
Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.
b.
Need
for affiliation.
Kebutuhan
akan kehangatan dan sokongan dalam kehidupannya atau hubungannya dengan orang
lain. Kebutuhan ini akan mengarahkan tingkah laku individu untuk melekukan
hubungan yang akrab dengan orang lain. Orang-orang dengan need affiliation yang
tinggi ialah orang yang berusaha mendapatkan persahabatan.
Ciri-ciri:
·
Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada
dalam pekerjaannya daripada segi tugas-tugas yang ada dalam pekerjaan
tersebut.
·
Melakukan pekerjaannya lebih efektif apbila
bekerjasama dengan orang lain dalam suasana yang lebih kooperatif.
·
Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang
lain.
·
Lebih suka dengan orang lain daripada sendirian.
·
Selalu berusaha menghindari konflik.
c.
Need
for power.
Adanya
keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, intuk mempengaruhi orang
lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
Ciri-ciri:
·
Menyukai pekerjaan dimana mereka menjadi
pimpinan.
·
Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari
sebuah organisasi dimanapun dia berada.
·
Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu
perkumpulan yang dapat mencerminkan prestise.
·
Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi
dari kelompok atau organiasi.
3.
Teori Abraham H. Maslow
(Teori Kebutuhan)
Teori
motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
·
Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan
sex;
·
Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga
mental, psikologikal dan intelektual;
·
Kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
·
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan
·
Atualisasi diri (self
actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai
rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan
bahwa:
·
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat
mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
·
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan
fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif
dalam pemuasannya.
- Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
3. Teori
Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer dikenal dengan
akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf
pertama dari tiga istilah yaitu: E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan) Apabila
teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa:
·
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu,
makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
·
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih
tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah
dipuaskan;
·
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan
yang lebih mendasar.
Tampaknya
pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena
menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi
obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada
hal-hal yang mungkin dicapainya.
4.
Teori Herzberg (Teori Dua
Faktor)
Frederick Herzberg (1923-2000), adalah seorang ahli psikolog klinis dan
dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen dan teori
motivasi. Frederick I Herzberg dilahirkan di Massachusetts pada 18 April 1923.
Sejak sarjana telah bekerja di City College of New York. Lalu tahun 1972,
menjadi Profesor Manajemen di Universitas Utah College of Business. Hezberg
meninggal di Salt Lake City, 18 Januari 2000.
Teori Dua Faktor Hezberg
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi
berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi
kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa
aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri)
serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan,
dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila
faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan
(Robbins,2001:170). Menurut hasil
penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
memotivasi bawahan (Hasibuan, 1990 : 176) yaitu :
1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang
mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati
pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.
- Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.
- Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Herzberg
menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua
faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factors. Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia
yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan
kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali
pada titik nol setelah dipenuhi.
- Motivation Factors. Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan. Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut :
1. Motivasi
sebagai suatu yang penting (important
subject) karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan.
Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang
lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada
bawahan.
- Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang dikemukakan oleh Herzberg:
a.
teori yang
dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan atau pegawai
pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow
misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
b.
teori Herzberg
lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai
hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini dikemukakan oleh
Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki
kebutuhan menurut Maslow.
4. Teori Keadilan
Inti teori
ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan
yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa
imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
a. Seorang akan
berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
b. Mengurangi
intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai
biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu:
- Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
- Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
- Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
- Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai.
Pemeliharaan
hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas
di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan
timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka
akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan,
tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam
penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke
organisasi lain.[2]
C. Penerapan
Motivasi dalam Organisasi
Motivasi merupakan hal yang sangat
diperlukan dalam sebuah organisasi karena tanpa adanya motivasi dalam
organisasi akan sulit organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya, dengan menerapkan motivasi dalam organisasi maka disuatu
organisasi tersebut akan terciptanya komunikasiyang baik dan kerjasama yang
baik antara anggota dan pemimpinnya, terbuka dan transparan.Secara individual,
upaya motivasi bisa dilakukan melalui upaya-upaya mengontrol, menilai
lalumemotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya kesadaran untuk memotivasi diri
tidak muncul dalamdiri seseorang, karena itu diperlukan motivasi eksternal yang
bisa berasal dari atas, keluarga, rekansejawat, guru dan lainnya.
D. Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi antara
lain adalah
1.Budaya
Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, Norma tersebut dapat terlihat dari kebiasaan kebiasaan rutinitas yang diterapkan dari organisasi.Budaya organisasi mampu menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi tetapi dapat pula menjadi faktor utama kegagalan organisasi.Budaya organisasi banyak berpengaruh pada pola perilaku dalam bidang:
a. nilai-nilai perusahaan (masalah baik-buruk, masalah etika)
b.suasana organisasi (bagaimana orang merasa dan beraksi)
c.gaya kepemimpinan dalam melakukan wewenang
Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, Norma tersebut dapat terlihat dari kebiasaan kebiasaan rutinitas yang diterapkan dari organisasi.Budaya organisasi mampu menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi tetapi dapat pula menjadi faktor utama kegagalan organisasi.Budaya organisasi banyak berpengaruh pada pola perilaku dalam bidang:
a. nilai-nilai perusahaan (masalah baik-buruk, masalah etika)
b.suasana organisasi (bagaimana orang merasa dan beraksi)
c.gaya kepemimpinan dalam melakukan wewenang
2.Kepemimpinan
Jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur kader penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan interaksi antar kelompok.
Jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur kader penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan interaksi antar kelompok.
3.Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi yang berpengaruh terhadap motivasi pada pelaku organisasi.
Iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi yang berpengaruh terhadap motivasi pada pelaku organisasi.
Menurut Higgins (1994:477-478)
ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi, yaitu :
a. Manajer/pimpinan
b. Tingkah laku karyawan
c. Tingkah laku kelompok kerja
d. Faktor eksternal organisasi
a. Manajer/pimpinan
b. Tingkah laku karyawan
c. Tingkah laku kelompok kerja
d. Faktor eksternal organisasi
Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
E. Beberapa faktor pendukung motivasi
instrinsik organisasi diantaranya adalah: a.Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima (Flippo, 1996:103) atau tingkatan sejauh mana anggota organisasi bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan (Cherrington, 1996:560).Tanggung jawab dalam organsisasi merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam melaksansakan tugas-tugas tertentu dalam suatu organisasi. Karena dengan adanya tanggung jawab penuh berarti dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas tertentu dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima (Flippo, 1996:103) atau tingkatan sejauh mana anggota organisasi bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan (Cherrington, 1996:560).Tanggung jawab dalam organsisasi merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam melaksansakan tugas-tugas tertentu dalam suatu organisasi. Karena dengan adanya tanggung jawab penuh berarti dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas tertentu dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.
b. Pengakuan
dan penghargaan
Kebutuhan akan pengakuan berkaitan dengan keinginan manusia, untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain.Perlu perhatian khusus terhadap penghargaan dan pengakuan organisasi melalui pemberian pujian, bonus dan insentif kepada pegawai yang berhak menerimanya.
Kebutuhan akan pengakuan berkaitan dengan keinginan manusia, untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain.Perlu perhatian khusus terhadap penghargaan dan pengakuan organisasi melalui pemberian pujian, bonus dan insentif kepada pegawai yang berhak menerimanya.
c. Gaji dan Upah
Seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan akan bekerja dengan baik dapat dilihat dari tingkat gaji atau upah, pemberian tunjangan, kompensasi dan sebagainya. Dimana gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan motivasi kerja. Sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi maka besar juga kemungkinan tingkat komitmen organisasi yang dimilikinya.
Seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan akan bekerja dengan baik dapat dilihat dari tingkat gaji atau upah, pemberian tunjangan, kompensasi dan sebagainya. Dimana gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan motivasi kerja. Sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi maka besar juga kemungkinan tingkat komitmen organisasi yang dimilikinya.
d.Kebutuhan untuk Merealisasikan
Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Artinya tiap orang ingin tumbuh membangun pribadi dan mencapai hasil. Kebutuhan merealisasikan diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri yang menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan yang sulit dicapai orang lain.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Artinya tiap orang ingin tumbuh membangun pribadi dan mencapai hasil. Kebutuhan merealisasikan diri adalah kebutuhan akan aktualisasi diri yang menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan yang sulit dicapai orang lain.
e. Kebutuhan Akan Keamanan
Apabila kebutuhan fisiologikal cukup dipenuhi, maka kebutuhan pada tingkatan berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan, mulai mendominasi kebutuhan manusia. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman atau gangguan dari luar.
Apabila kebutuhan fisiologikal cukup dipenuhi, maka kebutuhan pada tingkatan berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan, mulai mendominasi kebutuhan manusia. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman atau gangguan dari luar.
f.Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang
dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Orang yang memiliki
kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa
menyelesaikan masalahnya, karena tahu apa yang dibutuhkan dalam[3]
kehidupannya serta mempunyai sikap
positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
·
motivasi ialah dorongan untuk melakukan sesuatu
yang timbul dari dalam dirinya maupun dari luar untuk mencapai tujuan.
·
Teori motivasi
Ø Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Ø Teori Motivasi Beprestasi dari McClelland
Ø Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ø Teori Keadilan
· faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi antara
lain adalah
Ø Budaya
Ø Kepemimpinan
Ø Iklim Organisasi
·
Menurut Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip
faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi, yaitu :
a. Manajer/pimpinan
b. Tingkah laku karyawan
c. Tingkah laku kelompok kerja
d. Faktor eksternal organisasi
a. Manajer/pimpinan
b. Tingkah laku karyawan
c. Tingkah laku kelompok kerja
d. Faktor eksternal organisasi
·
Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi Instrinsik
1. Motivasi Instrinsik
·
Beberapa faktor pendukung motivasi instrinsik
organisasi diantaranya adalah: a. Tanggung jawabPengakuan
dan penghargaan
b. Gaji dan
Upah.
c. Kebutuhan untuk Merealisasikan Diri
d. Kebutuhan
Akan Keamanan.
e. Percaya Diri