Kelompok
V
1. RISA
SARI DEWI
2. UMI
FATMAYANTI
3. WAHYU
ILMI SARAGIH
PERAN,
LANDASAN DAN PRINSIP
D.
Peranan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran siswa
1. Bimbingan
belajar
Bimbingan
ini damaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik disekolah maupun luar
sekolah antara lain;
·
Cara belajar baik secara kelompok ataupun
individual
·
Merencanakan waktu dan kegiatan belajar
·
Efisiensi dalam menggunakan buku-buku
pelajaran
·
Mengatasi kesulitan yang berkaitan
dengan mata pelajaran tertentu
·
Cara proses dan prosedur tentang
mengikuti pelajaran
Menurut
winkel (1978)
·
Mengenal diri sendiri dan mengerti
kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi meraka baik sekarang maupun akan
datang
·
Mengatasi masalah pribadi yang
mengganggu belajarnya
2. Bimbingan
sosial
Membantu
siswa memecahkan dan mengatasi kesuitan kesulitan yang berkaitan dengan masalah
sosial sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut
Abu Ahmadi 1977
·
Memperoleh kelompok belajar dan bermain
yang sesuai
·
Membantu memperoleh persahabatan yang
sesuai
·
Membantu mendapatkan kelompok sosial
untuk memecahkan masalah tertentu
·
Melakukan penyesuaian diri terhadap
teman sebayanya baik disekolah maupun luar sekolah (downing 1978)
3. Bimbingan
dalam mengatasi masalah –masalah pribadi bimbingan ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam mengatasi masalah pribadi yang dapat mengganggu kegiatan
belajarnya[1]
Peran
guru dalam bimbingan dan konseling
1.
Guru sebagai perancang pembelajaran
2.
Guru sebagai pengelola pembelajaran
3.
Guru sebagai pengarah pembelajaran
4.
Guru sebagai evaluator
5.
Guru sebagai pelaksana kurikulum
6.
Guru sebagai pembimbing[2]
E.
Landasan Bimbingan Dan Konseling
1. Landasan
filosofis
Pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi serangkaian tindakan yang diharapkan merupakan tindakan yang
bijaksana.Untuk itu diperlukan pemikiran yang filosofis tentang berbagai hal
yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan konseling.Pemikiran pemahaman
filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling
pada umumnya dan bagi konselor pada khususnya yaitu membantu konselor dalam
memahami situasi konseling dan daLam membuat keputusan yang tepat.Disamping itu
pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadi hidupnya
sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif dan lebih efektif dalam upaya pemberian
bantuan.
2. Landasan
religius
Landasan
religius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok
·
Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam
semesta adalah makhluk tuhan
·
Sikap yang mendorong perkembangan dan
perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama
·
Upaya yang memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkan secara optimal suasana dan perangkat budaya(termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan masalah individu
3. Landasan
psikologis
Psikologi
merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologi berarti
memberikan tentang pemahaman tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien) hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbinga dan konseling
adalah tingkah laku klien yaitu tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan
apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau ingin mencapai
tujuan
4. Landasan
sosial budaya
Manusia
tidak pernah hidup seorang diri, dimanapun dan bagaimanapun manusia senantiasa
membentuk kelompok guna menjamin keselamatan,perkembangan maupun keturunan.
Dalam kehidupan berkelompok manusia harus mengembangkan ketentuan berkelompok
yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu demi ketertiban
pergaulan sosial
5. Landasan
ilmiah dan teknologis
Pelayanan
bimbingan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar
keilmuan baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan- pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
6. Landasan
pedagogis
Pendidikan
sebagai upaya pengembengan manusia dan bimbingan merupakan saalah satu bentuk
kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling dan
pendidikan lebih lanjut sebagai tujuan pelayanan bimbingan dan konseling[3]
Menurut
winkel 1991
1. Bimbingan
selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan
mempunyai potensi untuk berkembang
2. Bimbingan
berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu
3. Kegiatan
bimbingan dilaksanakanatas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang
dibimbing
4. Bimbingan
berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran indiividu yang dibimbing
sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi
5. Bimbingan
adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang –bidang
ilmuyang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
6. Pelayanan
ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja
7. Bimbingan
merupakan suatu proses yaitu berlangsung secara terus –menerus,
berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak[4]
F.
PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH
1.
prinsip-prinsip umum
Karena
bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu perlu diingat
bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan ruwet , sikap dan tingkah laku, tersebut dipengaruhi
oleh pengaruh-pengaruhnya. Oleh karena itu, dalam pemberian layanan perlu
dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya
masalah tersebut.
a. Perlu
dikenal dan dipahami karakteristik individu
b. Bimbingan
diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan mampu
membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitanya
c. Program
bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan disekolah yang bersangkutan
d. Pelaksanaan
program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta
dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna diluar sekolah.
e. Terhadap
program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk
mrengatuhis sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta eersesuaian
antar pelaksanaan dan rencana yang
dirimuskan terdahulu.
2.
prinsip prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing.
a.
layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa.
b.
harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.
c.
program bimbingan harus berpusat pada siswa.
d. layanan bimbingan harus dapat memenuhi
kebutuhan kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba
luas.
e.
keputusan terakhir dalam proses bimbingan di tentukan oleh individu yang
di bimbing.
f. individu yang mendapat
bimbingan harus berangsur angsur dapat membimbing diri nya sendiri .
3. prinsip prinsip husus yang berhubungan
dengan individu yang memberikan.
a. konselor disekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,
pengalaman, dan kemampuannya .
b. konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta
keahliannya melalui berbagai latihan penataran.
c. konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia
mengenai individu yang di bimbing beserta lingkungannya,sebagai bahan untuk
membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih baik.
d. konselor harus menghormati dan
menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang di bimbingnya.
e. konselor hendaknya
mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan
tugasnya.
f. konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian
dalam bidang:minat,kemampuan,dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4.prinsip prinsip khusus yang berhubungan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan
a. bimbingan harus di laksanakan
secara berkesinambungan.
b. dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumalative
record) bagi setiap individu (siswa).
c. program bimbingan harus di susun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang
bersangkutan .
d. pembagian waktu harus di atur untuk setiap petugas secara baik.
e. bimbingan harus di laksanakan dalam situasi individual dan dalam
situasi kelompok
f. sekolah harus bekerja sama dengan lembaga lembaga di luar sekolah
yang menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan dan penyuluhan
pada umumnya
g. kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan
bimbingan.
[1] Prof,Soetjipto,
Profesi Keguruan Rineka Cipta ,
Jakarta: 2007
[2] Dewa
Ketut Sukardi Proses Bimbingan Dan
Konseling Disekolah, Rineka Cipta Jakarta: 2008,
[3]Prof. H.
Parayitno Dasar-Dasar Bimbingan Dan
Konseling, ,Rineka Cipta,Jakarta 2004
[4]Soetjipto,Dkk
Profesi Keguruan. Rineka Cipta,
Jakarta 2007