Minggu, 06 Mei 2012

egosentrisme


Assalaamu’alaikum
Hai teman-teman q,,,
Bahwa ternyata egosentrisme merupakan salah satu dari perkembangan sosial anak, bagi para calon ataupun yang sudah menjadi pendidik ada baiknya sedikit kita mengetahui egosentrisme.
EGOSENTRISME
Seseorang dikatakan egosentris, bila lebih peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain.mereka lebih banyak berpikir dan berbicara mengenai diri sendiri dan tujuan aksi mereka , semata-mata untuk kepentingannya pribadi
Umumnya anak masih egosentris dalam berpikir dan berbicara. Hal ini baru merugikan penyesuain diri dan sosial jika berkelanjutan, karena umumnya begitu anak memasuki  dunia sekolah egosentrisme sedikit demi sedikit mulai berkurang.
Tiga Hal Yang Mendasari Egosentrisme
1.  Merasa Superior
Karena merasa superior, anak egosentris berharap orang menunggunya, memuji sepak terjangnya, dan diberi peran pimpinan, mereka menjadi sok berkuasa, tidak peduli terhadap orang lain, tidak mau bekerjasama dan sibuk bicara mengenai diri sendiri
2.  Merasa Inferior
Individu akan memfokuskan semua permasalahan terhadap diri sendiri karena merasa tiddak berharga didalam kelompok. Anak yang demikian biasanya mudah dipengaruhidan selalu mau disuruh orang lain. Karena selalu merasa bahwa andil mereka dalam kelompok sangat kecil. Maka seringkali mereka justru diabaikan namun bukan berarti mereka tidak disukai
3.  Merasa Jadi Korban
Perasaan tidak dilakukan secara adil membuat mereka marah kepada semua orang.akibatnya, keinginan mereka untuk ikut andil dalam kelompok sangat kecil dan kelompok cendrung mengabaikan mereka. Apabila mereka menunjukan kemarahannya secara agresif, maka kelompok akan menolaknya



Penyebab
Dasar dan pembentukan sikap dan perilaku egosentris umumnya bersal dari rumah yaitu:
1.     Terlalu dilindungi
Anak yang selalu dilindungi dari pengalaman lingkungan yang biasanya dialami anak seusianya, seperti ditunggui disekolah akan mengembangkan harapan bahwa semua akan melakukan sesuatu untuknya
2.    Favoritisme ornag tua
Anak yang menjadi favorit orang tua akan menjadi superior, sebaliknya anak tidak favorit akan merasa inferior dan menjadi korban
3.    Aspirasi orang tua
Aspirasi oranng tua yang tertanam kuat dalam benak anak menjadikan anak egosentris dalam upayanya mencapai tujuan. Keberhasilan membuat mereka superior sebaliknya kegagalan menyebabkan mereka inferior
4.    Usia orang tua
Orang tua yang masih muda cendrung mempunayai kepedulian lebih banyak terhadap masalah mereka sendiri ketimbang orang tua yang sudah berumur . ornag tua yang sudah berumur lebih berorientasi pada anak  dan ternyata hal inilah yang justru mengarahkan anak menjadi egosentris
5.    Urutan kelahiran
Anak sulung dan bungsu dari keluarga besar seringkali berkembang menjadi egosentris, ssebab mereka biasa menjadi pusat perhatian
6.    Urutan keluarga
Makin kecil keluarga makin besar pula kemungkinan anak menjadi egosentris
7.    Jenis kelamin anak
Biasanya nak laki-laki sulung dituntut untuk mandiri. Ssebaliknya nak perempuan sulung sering kali terlalu dilindungi sehinggan menjadi egosentris

Pencegahan
1.     Bersikap adil
Bersikap adil pada setiap anak sesuai kebutuhn merupakan hal yang paling mendasar dalam upaya mencegah berkembangnya egosentrisme
2.    Mengembangkan penerimaan diri anak
Penerimaan diri dapat dikembangkan dengan menerima kegagalan dan keberhasilan anak dengan empati dan sikap menghargai
3.    Pemberian tanggung jawab
Bertanggung jawab pada orang lain dapat melatih kepedulian terhadap orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas pada anak seperti merawat binatang atau turut terlibat  dalam pekerjaan rumah tangga yang ringan
4.    Memberikan contoh peduli terhadap orang lain
Cara yang paling mudah adalah dengan menunjukan perhatian pada anak dengan mengembangkan empati dan komunikasi yang baik.

Penanganan
1.     Mengajarkan empati
Hal ini dapat dilakukan dengan permainan peran , seperti pada sandiwara boneka. Berperna tertentu dapat mengontrol tingkah laku anak. Waktu itu orang tua dapat menyelipkan nilai-nilai yang menunjukan kasih saying serta perhatian pada orang lain
2.    Menunjukan dan mendiskusikan  hasil positf memperhatikan orang lain
Anak lebih banyak diberi kesempatan dan kerjasama dan menolng orang lain. Pengalamn kerjasama dalam kelompok dapat diperoleh dalam berbagai kegiatan. Misalnya, kelompok menggambar, begitu pula dengan menolong orang lain , seperti member sumbangan pada rumah yatim piatu

Anak yang terbiasa berorientasi pada diri sendiri mungkin akan merasa tertekan. Karena itu anak perlu diajak berdiskusi mengenai perasaan positif berada dalam kelompok. Perasaan positif yang muncul perlahan-lahan akan merasa puas sebagai anggota kelompok
3.    Menunjukan dan mendiskusiakan akibat negatifegosentris
Konsep dasarnya adalah menunjukan bahwa tingkah lakunya justru membuat ia tidak mendapatkan apa yang  dinginkan seperti teman bermain dan popularitas

Sumber; tim redaksi ayah bunda, perkembangan anak, yayasan aspirasi pemuda (1992)