Assalaamu’alaikum
Hai teman-teman q,,,
Bahwa ternyata egosentrisme merupakan salah
satu dari perkembangan sosial anak, bagi para calon ataupun yang sudah menjadi
pendidik ada baiknya sedikit kita mengetahui egosentrisme.
EGOSENTRISME
Seseorang dikatakan egosentris, bila lebih
peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain.mereka lebih banyak
berpikir dan berbicara mengenai diri sendiri dan tujuan aksi mereka , semata-mata
untuk kepentingannya pribadi
Umumnya anak masih egosentris dalam
berpikir dan berbicara. Hal ini baru merugikan penyesuain diri dan sosial jika
berkelanjutan, karena umumnya begitu anak memasuki dunia sekolah egosentrisme sedikit demi
sedikit mulai berkurang.
Tiga Hal Yang Mendasari Egosentrisme
1. Merasa Superior
Karena merasa superior, anak egosentris
berharap orang menunggunya, memuji sepak terjangnya, dan diberi peran pimpinan,
mereka menjadi sok berkuasa, tidak peduli terhadap orang lain, tidak mau
bekerjasama dan sibuk bicara mengenai diri sendiri
2. Merasa Inferior
Individu akan memfokuskan semua
permasalahan terhadap diri sendiri karena merasa tiddak berharga didalam
kelompok. Anak yang demikian biasanya mudah dipengaruhidan selalu mau disuruh
orang lain. Karena selalu merasa bahwa andil mereka dalam kelompok sangat
kecil. Maka seringkali mereka justru diabaikan namun bukan berarti mereka tidak
disukai
3. Merasa Jadi
Korban
Perasaan tidak dilakukan secara adil
membuat mereka marah kepada semua orang.akibatnya, keinginan mereka untuk ikut
andil dalam kelompok sangat kecil dan kelompok cendrung mengabaikan mereka.
Apabila mereka menunjukan kemarahannya secara agresif, maka kelompok akan
menolaknya
Penyebab
Dasar dan pembentukan sikap dan perilaku
egosentris umumnya bersal dari rumah yaitu:
1.
Terlalu
dilindungi
Anak yang selalu dilindungi dari pengalaman lingkungan yang
biasanya dialami anak seusianya, seperti ditunggui disekolah akan mengembangkan
harapan bahwa semua akan melakukan sesuatu untuknya
2.
Favoritisme
ornag tua
Anak yang menjadi favorit orang tua akan menjadi superior,
sebaliknya anak tidak favorit akan merasa inferior dan menjadi korban
3.
Aspirasi
orang tua
Aspirasi oranng tua yang tertanam kuat dalam benak anak
menjadikan anak egosentris dalam upayanya mencapai tujuan. Keberhasilan membuat
mereka superior sebaliknya kegagalan menyebabkan mereka inferior
4.
Usia
orang tua
Orang tua yang masih muda cendrung mempunayai kepedulian
lebih banyak terhadap masalah mereka sendiri ketimbang orang tua yang sudah
berumur . ornag tua yang sudah berumur lebih berorientasi pada anak dan ternyata hal inilah yang justru mengarahkan
anak menjadi egosentris
5.
Urutan
kelahiran
Anak sulung dan bungsu dari keluarga besar seringkali berkembang
menjadi egosentris, ssebab mereka biasa menjadi pusat perhatian
6.
Urutan
keluarga
Makin kecil keluarga makin besar pula kemungkinan anak
menjadi egosentris
7.
Jenis
kelamin anak
Biasanya nak laki-laki sulung dituntut untuk mandiri.
Ssebaliknya nak perempuan sulung sering kali terlalu dilindungi sehinggan
menjadi egosentris
Pencegahan
1.
Bersikap
adil
Bersikap adil pada setiap anak sesuai kebutuhn merupakan
hal yang paling mendasar dalam upaya mencegah berkembangnya egosentrisme
2.
Mengembangkan
penerimaan diri anak
Penerimaan diri dapat dikembangkan dengan menerima
kegagalan dan keberhasilan anak dengan empati dan sikap menghargai
3.
Pemberian
tanggung jawab
Bertanggung jawab pada orang lain dapat melatih kepedulian
terhadap orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas pada anak
seperti merawat binatang atau turut terlibat
dalam pekerjaan rumah tangga yang ringan
4.
Memberikan
contoh peduli terhadap orang lain
Cara yang paling mudah adalah dengan menunjukan perhatian
pada anak dengan mengembangkan empati dan komunikasi yang baik.
Penanganan
1.
Mengajarkan
empati
Hal ini dapat dilakukan dengan permainan peran , seperti pada
sandiwara boneka. Berperna tertentu dapat mengontrol tingkah laku anak. Waktu
itu orang tua dapat menyelipkan nilai-nilai yang menunjukan kasih saying serta
perhatian pada orang lain
2.
Menunjukan
dan mendiskusikan hasil positf
memperhatikan orang lain
Anak lebih banyak diberi kesempatan dan kerjasama dan
menolng orang lain. Pengalamn kerjasama dalam kelompok dapat diperoleh dalam
berbagai kegiatan. Misalnya, kelompok menggambar, begitu pula dengan menolong
orang lain , seperti member sumbangan pada rumah yatim piatu
Anak yang terbiasa berorientasi pada diri sendiri mungkin
akan merasa tertekan. Karena itu anak perlu diajak berdiskusi mengenai perasaan
positif berada dalam kelompok. Perasaan positif yang muncul perlahan-lahan akan
merasa puas sebagai anggota kelompok
3.
Menunjukan
dan mendiskusiakan akibat negatifegosentris
Konsep dasarnya adalah menunjukan bahwa
tingkah lakunya justru membuat ia tidak mendapatkan apa yang dinginkan seperti teman bermain dan
popularitas
Sumber; tim redaksi ayah bunda, perkembangan anak, yayasan
aspirasi pemuda (1992)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar